Pada kesempatan kali ini nyelenehsekali akan berbagi informasi tentang legenda Nyai Dasima. Nyai Dasima adalah cerita dari orang betawi zaman dulu, simak ulasannya.
Legenda Nyai Dasima - Menurut Bascom (Dananjaya, 1991 : 50), legenda adalah prosa rakyat yang dianggap pernah benar – benar terjadi, ditokohi manusia, tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal ini. Demikian pula dengan cerita “Njai Dasima” ini. Sebagian masyarakat Betawi, terutama masyarakat Betawi Kwitang sebagai pemilik cerita ini menganggap bahwa tokoh Nyai Dasima pernah hidup. Anggapan itu dilatarbelakangi pula dengan adanya tempat – tempat dalam “Njai Dasima” yang dapat dilihat hingga saat ini.
Bangunan yang melingkupi latar fisik cerita Njai Dasima merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada abad ke – 19. Selagi merekonstruksi lingkungan hidup Njai Dasima, kita bisa menambah pengetahuan tentang sejarah tempo doeloe pula.
Rumah Nyai Dasima bersama Toean W berada di Pejambon, tepatnya di belakang Gereja Immanuel, dekat Stasiun Gambir. Gereja Immanuel didirikan dari tahun 1835-1839 dan dirancang oleh Tuan Horn. Gereja itu diresmikan tepat 24 Agustus 1839 bersamaan dengan Hari lahirnya Raja Belanda Wilem I.
Gedung Pancasila (Gedung Departemen Luar Negri) awalnya hanyalah sebuah hutan belukar dengan rawa – rawa. Tahun 1648 mulai berubah setelah tempat itu didiami penduduk. Keluarga Anthony Chestelyn menguasai kawasan itu untuk pertanian tebu dan padi guna keperluan VOC. Tapi ketika tak ada pewaris yang tersisa untuk mengurusi warisan tanah itu, maka jadilah tempat itu sebagai Hertogpark sepi. Tentang gedung itu sendiri diperkirakan berdiri dan mengalami renovasi dalam kurun waktu 1890 s/d 1950. Jembatan Kwitang (depan toko buku Gunung Agung), tempat pembunuhan Nyai Dasima.
Sekian informasi tentang legenda Nyai Dasima semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih.
0 Response to "Legenda Nyai Dasima"
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar!